Hai, selamat datang di blog ku ! Aku sangat senang menulis. Dan aku menulis segala sesuatu yang aku senangi. Inilah kisah hidup ku, pemikiran ku, mimpi ku dan ilmu yang ingin ku bagi .. Semoga bermanfaat bagi teman-teman semua dan dapat menambah pengetahuan, Happy Reading !

Senin, 12 November 2012

Pengalamanku mengikuti kunjungan budaya bersama Banua Ananggodi


           
          Banua Ananggodi, adalah sekolah alternatif yang mengajarkan kepadaku banyak hal yang tak kudapat pada pelajaran-pelajaran yang diajarkan di sekolah pada umumnya.
Aku masih kelas dua SMP saat bergabung bersama Banua Ananggodi. Saat itu di Banua Ananggodi sedang sibuk-sibuknya persiapan untuk kunjungan budayanya yang pertama. Kunjungan budaya yang dilaksakan bertujuan, seperti yang selalu kak Wawan katakan kepada kami, yaitu untuk mengenal kearifan budaya lokal kita.
Kami anak-anak Banua Ananggodi sangat menanti-nanti kunjungan budaya pertama ini. Karena kami akan mengunjungi beberapa tempat bernilai sejarah yang ada di kota Tentena. Salah satu kota wisata yang ada di sulawesi tengah khususnya kabupaten poso. Kota tersebut terkenal karena terletak di pinggiran danau poso yang sangat menawan. 
Akhirnya tiba waktu keberangkatan kunjungan budaya pertama kami. Karena berangkatnya kesiangan, sampai di tempat kunjungan pertama sudah waktunya makan siang. Kami mampir di sebuah baruga untuk makan bersama.
Setelah makan bersama usai, kami menuju tempat kunjungan budaya pertama yaitu Watu Asa Mpangasa Angga. Watu asa mpangasa angga adalah gundukan-gundukan batu yang sangat besar yang berada di atas pinggiran danau poso, tempat dimana orang-orang zaman dahulu mengasah peralatan mereka untuk bertani dan berkebun. Pada waktu tetentu orang-orang yang datang ke tempat itu untuk memancing atau sekedar bersantai menikmati pemandangan danau yang sangat indah, konon masih mendengar suara-suara aneh seperti orang yang beramai-ramai mengasah peda atau parang. Hmm,  Berdiri diatas gudukan-gundukan batu tersebut asyik lho ! kayak laskar pelangi gituu… tapi sayang banget, tempat itu kurang di beri perhatian oleh pemerintah. Sehingga tempatnya kelihatan acakadut alias acak-acakan.
Setelah puas menikmati pesona keindahan danau poso serta narsisan di Watu asa mpangasa angga rombongan kunjungan budaya Banua Ananggodi meluncur ke sebrang danau dengan melewati sebuah jembatan menuju Ue Datu di daerah pamona. Nama kerennya The Legend Of Ue Datu. Tempatnya teratur dan keren loh ! soalnya disana udah dibangun cottage untuk para wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara yang ingin menginap. Cottage tersebut di kelola oleh salah satu perusahaa swasta yang ada di kabupaten poso. Nggak Cuma itu, disana terpajang foto serta peta letak patung-patung megalith yang ada di kabupaten poso yang tersebar di lembah lore hingga dataran pamona. meskipun hanya melihat foto, aku kagum banget ! soalnya aku baru tau ternyata di poso ada juga tempat-tempat bersejarah dan patung-patung megalith yang harus di jaga dan di lestarikan keberadaannya. Di Ue Datu kami di berikan materi yang dapat menambah pengetahuan kami mengenai apa itu Ue Datu, yaitu tempat permandian raja pamona zaman dahulu juga mengenai Sidat, yaitu ikan khas danau poso yang lebih di kenal dengan nama sogili, de-el-el.
Saat mengunjungi Ue Datu, anak-anak Banua Ananggodi di ajarkan sebuah lagu oleh kak Ningsih yang dipelajarinya saat berkunjung ke India “aida..aida..aidiidaidaa…” begitulah sepenggal syair lagu tersebut yang dinyanyikan sambil bertepuk tangan. Selesai menyanyikan lagu tersebut kami semua tertawa terbahak-bahak, karena lagunya sangat unik.
Perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi sebuah tempat wisata yang cukup dikenal, air terjun saulopa. Air terjun saulopa adalah air terjun berbatu-batu. Batu-batu tersebut bertingkat-tingkat, hingga tingkat yang ke dua belas. Karena saat itu hari minggu air tejun tersebut sedang ramai di kunjungi wisatawan lokal. Yuhuii, main air asyik euy ! tapi airnya, cool banget! maklum airnya berasal dari gunung.
Anak-anak Banua Ananggodi yang narsis abis, tidak akan melewatkan kesempatan untuk berpose di air terjun saulopa. Pokoknya seruu banget !
Puas berpose ria di air terjun, kami menuju jembatan lama. Yaitu sebuah jembatan berwarna kuning yang di bangun pada zaman penjajahan belanda. Jembatan tersebut masih berdiri hingga sekarang, meskipun terlihat sudah sangat tua. Kami menikmati sunset di danau poso dari jembatan itu. Sangat terasa kebersamaan di antara keberagaman kami. Waw gaya banget bahasanya ! he he he
Sebelum mengakhiri kunjungan budaya kami di tentena, rombongan Kunjungan budaya Banua Ananggodi mampir di hotel Wisata untuk dinner bareng. makanan yang di sediakan makanan-makanan lokal saja.
Tetapi sebelum makan bersama, kami me-review hasil kegiatan kunjungan budaya Banua Ananggodi hari itu. Banyak hal yang dapat kami simpulkan selain kami dapat mengetahuin adanya tempat-tempat bersejarah dan patung-patung megalith di kabupaten poso, antara lain kita sebagai masyarakat poso harus bangga dengan aset-aset budaya yang kita miliki. Semua itu sangat berharga lho ! karena itu kita harus ikut serta dalam upaya melestarikan warisan budaya yang kita miliki tersebut. Kita juga harus menyuarakan agar pemerintah lebih memberi perhatian pada tempat-tempat seperti Watu asa mpangasa angga sehingga lebih menarik wisatawan untuk datang berkunjung.
Yang paling seru waktu itu saat beberapa temanku mencoba untuk menyapa turis-turis mancanegara yang menginap di hotel tersebut “haloo mister…” tetapi tak di gubris. Hanya beberapa saja yang membalas dengan say hello juga. Ha ha ha
Semua itu merupakan pengalaman yang sangat berharga bagiku. Karena lewat kunjungan budaya kali ini aku mendapat banyak pengetahuan baru. Pokoknya thank u xo much buat Banua Ananggodi dan KPPA SULTENG.
Sebetulnya masih banyak lagi pengalaman-pengalaman menarik yang aku alami selama bergabung bersama Banua Ananggodi, tapi aku udah capek ni… Udah dulu yaa…

Salam manis Tya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar