Hai, selamat datang di blog ku ! Aku sangat senang menulis. Dan aku menulis segala sesuatu yang aku senangi. Inilah kisah hidup ku, pemikiran ku, mimpi ku dan ilmu yang ingin ku bagi .. Semoga bermanfaat bagi teman-teman semua dan dapat menambah pengetahuan, Happy Reading !

Selasa, 13 November 2012

Danau Poso


Danau Poso adalah salah satu danau terbesar di Indonesia. Danau poso adalah danau terbesar ke tiga di Indonesia setelah danau Toba di Sumatera Utara dan danau Towuti di Sulawes. Danau ini memiliki panjang 32 km dan lebar 16 kmserta terletakdi ketinggian 657 mdpl. Danau Poso sendiri terletak di wilayah kecamatan pamona Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Kota yang berada tepat di pinggiran danau poso adalah kota Tentena. Oleh karena itu, saat ini Kota Tentena menjadi salah satu kota wisata di sulawesi tengah. Banyak turis lokal maupun turis mancanegara datang berkunjung ke kota ini. Danau Poso memiliki banyak keunikan dibandingkan dengan danau lainnya yang ada di indonesia. Berikut aku akan ngasih tau kekalian semua mengenai danau Poso .. cekidot ....
1.       Pinggiran danau Poso itu berpasir putih, tapi ada beberapa pinggirannya yang berpasir kuning keemasan. Jadi saat bermain di pinggiran danau serasa bermain di pinggir pantai.
2.       Lampu danau yang biasanya muncul didalam danau pada malam hari adalah salah satu mitos yang berkembang diantara masyarakat sekitar danau. Hanya orang-orang tertentu yang beruntung dapat melihat lampu danau tersebut. Ada pula yang mengatakan tentang naga penjaga danau, yang kepalanya bercahaya sehingga disebut lampu danau. Beberapa orang mengaku pernah melihat naga tersebut. Entah ekornya, kepalanya atau bagian tubuh lainnya dari naga tersebut. Oleh karena itu dilarang berkata-kata yang kotor atau tidak sopan saat berada di danau ini dan juga dilarang meremehkan danau Poso.
3.       Ada banyak jenis ikan air tawar yang dapat di nikmati wisatawan saat mengunjungi danau Poso, antara lain ikan sidat, ikan mujair, ikan mas, dsb. Tapi favourite ku itu ikan sidat atau yang sering disebut dengan ikan sogili. Ikan sogili memiliki keunikan tersendiri, dan juga manfaat yang dangat besar bagi tubuh manusia, bahkan mengalahkan ikan salmon. Hmm, masalah ikan sogili mari kita bahas di tulisan selanjutnya yaa :D
4.       Nah, tiap tahun di pinggiran danau Poso di adakan Festival Danau Poso(FDP). Festival tersebut menampilkan berbagai kesenian daerah, mulai dari tari-tarian, cerita rakyat, lagu-lagu sampai dengan pemilihan putra-putri pariwisata sulawesi tengah yang sering di sebut Ongga-Bale. Festival ini dilaksanakan di arena FDP, yang di buat seunik mungkin dengan konsep rumah daerah suku pamona yang merupakan suku asli di pinggiran danau poso.
Masih banyak sih keunikan lain dari Danau Poso. Kalau ingin berkunjung dan bermalam, kalian dapa menyewa cottage yang banyak tersedia di pinggir danau.  Dan juga masih banyak objek wisata disekitar danau yang dapat kalian kunjungi salah satunya Air Terjun Saulopa.


Jadi sekian dulu tentang danau poso :D jangan lupa berkunjung yaa..

Senin, 12 November 2012

Pengalamanku mengikuti kunjungan budaya bersama Banua Ananggodi


           
          Banua Ananggodi, adalah sekolah alternatif yang mengajarkan kepadaku banyak hal yang tak kudapat pada pelajaran-pelajaran yang diajarkan di sekolah pada umumnya.
Aku masih kelas dua SMP saat bergabung bersama Banua Ananggodi. Saat itu di Banua Ananggodi sedang sibuk-sibuknya persiapan untuk kunjungan budayanya yang pertama. Kunjungan budaya yang dilaksakan bertujuan, seperti yang selalu kak Wawan katakan kepada kami, yaitu untuk mengenal kearifan budaya lokal kita.
Kami anak-anak Banua Ananggodi sangat menanti-nanti kunjungan budaya pertama ini. Karena kami akan mengunjungi beberapa tempat bernilai sejarah yang ada di kota Tentena. Salah satu kota wisata yang ada di sulawesi tengah khususnya kabupaten poso. Kota tersebut terkenal karena terletak di pinggiran danau poso yang sangat menawan. 
Akhirnya tiba waktu keberangkatan kunjungan budaya pertama kami. Karena berangkatnya kesiangan, sampai di tempat kunjungan pertama sudah waktunya makan siang. Kami mampir di sebuah baruga untuk makan bersama.
Setelah makan bersama usai, kami menuju tempat kunjungan budaya pertama yaitu Watu Asa Mpangasa Angga. Watu asa mpangasa angga adalah gundukan-gundukan batu yang sangat besar yang berada di atas pinggiran danau poso, tempat dimana orang-orang zaman dahulu mengasah peralatan mereka untuk bertani dan berkebun. Pada waktu tetentu orang-orang yang datang ke tempat itu untuk memancing atau sekedar bersantai menikmati pemandangan danau yang sangat indah, konon masih mendengar suara-suara aneh seperti orang yang beramai-ramai mengasah peda atau parang. Hmm,  Berdiri diatas gudukan-gundukan batu tersebut asyik lho ! kayak laskar pelangi gituu… tapi sayang banget, tempat itu kurang di beri perhatian oleh pemerintah. Sehingga tempatnya kelihatan acakadut alias acak-acakan.
Setelah puas menikmati pesona keindahan danau poso serta narsisan di Watu asa mpangasa angga rombongan kunjungan budaya Banua Ananggodi meluncur ke sebrang danau dengan melewati sebuah jembatan menuju Ue Datu di daerah pamona. Nama kerennya The Legend Of Ue Datu. Tempatnya teratur dan keren loh ! soalnya disana udah dibangun cottage untuk para wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara yang ingin menginap. Cottage tersebut di kelola oleh salah satu perusahaa swasta yang ada di kabupaten poso. Nggak Cuma itu, disana terpajang foto serta peta letak patung-patung megalith yang ada di kabupaten poso yang tersebar di lembah lore hingga dataran pamona. meskipun hanya melihat foto, aku kagum banget ! soalnya aku baru tau ternyata di poso ada juga tempat-tempat bersejarah dan patung-patung megalith yang harus di jaga dan di lestarikan keberadaannya. Di Ue Datu kami di berikan materi yang dapat menambah pengetahuan kami mengenai apa itu Ue Datu, yaitu tempat permandian raja pamona zaman dahulu juga mengenai Sidat, yaitu ikan khas danau poso yang lebih di kenal dengan nama sogili, de-el-el.
Saat mengunjungi Ue Datu, anak-anak Banua Ananggodi di ajarkan sebuah lagu oleh kak Ningsih yang dipelajarinya saat berkunjung ke India “aida..aida..aidiidaidaa…” begitulah sepenggal syair lagu tersebut yang dinyanyikan sambil bertepuk tangan. Selesai menyanyikan lagu tersebut kami semua tertawa terbahak-bahak, karena lagunya sangat unik.
Perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi sebuah tempat wisata yang cukup dikenal, air terjun saulopa. Air terjun saulopa adalah air terjun berbatu-batu. Batu-batu tersebut bertingkat-tingkat, hingga tingkat yang ke dua belas. Karena saat itu hari minggu air tejun tersebut sedang ramai di kunjungi wisatawan lokal. Yuhuii, main air asyik euy ! tapi airnya, cool banget! maklum airnya berasal dari gunung.
Anak-anak Banua Ananggodi yang narsis abis, tidak akan melewatkan kesempatan untuk berpose di air terjun saulopa. Pokoknya seruu banget !
Puas berpose ria di air terjun, kami menuju jembatan lama. Yaitu sebuah jembatan berwarna kuning yang di bangun pada zaman penjajahan belanda. Jembatan tersebut masih berdiri hingga sekarang, meskipun terlihat sudah sangat tua. Kami menikmati sunset di danau poso dari jembatan itu. Sangat terasa kebersamaan di antara keberagaman kami. Waw gaya banget bahasanya ! he he he
Sebelum mengakhiri kunjungan budaya kami di tentena, rombongan Kunjungan budaya Banua Ananggodi mampir di hotel Wisata untuk dinner bareng. makanan yang di sediakan makanan-makanan lokal saja.
Tetapi sebelum makan bersama, kami me-review hasil kegiatan kunjungan budaya Banua Ananggodi hari itu. Banyak hal yang dapat kami simpulkan selain kami dapat mengetahuin adanya tempat-tempat bersejarah dan patung-patung megalith di kabupaten poso, antara lain kita sebagai masyarakat poso harus bangga dengan aset-aset budaya yang kita miliki. Semua itu sangat berharga lho ! karena itu kita harus ikut serta dalam upaya melestarikan warisan budaya yang kita miliki tersebut. Kita juga harus menyuarakan agar pemerintah lebih memberi perhatian pada tempat-tempat seperti Watu asa mpangasa angga sehingga lebih menarik wisatawan untuk datang berkunjung.
Yang paling seru waktu itu saat beberapa temanku mencoba untuk menyapa turis-turis mancanegara yang menginap di hotel tersebut “haloo mister…” tetapi tak di gubris. Hanya beberapa saja yang membalas dengan say hello juga. Ha ha ha
Semua itu merupakan pengalaman yang sangat berharga bagiku. Karena lewat kunjungan budaya kali ini aku mendapat banyak pengetahuan baru. Pokoknya thank u xo much buat Banua Ananggodi dan KPPA SULTENG.
Sebetulnya masih banyak lagi pengalaman-pengalaman menarik yang aku alami selama bergabung bersama Banua Ananggodi, tapi aku udah capek ni… Udah dulu yaa…

Salam manis Tya

Yang Unik dari Sungai Rhein




Sungai Rhein ini sangat terpenting Eropa, panjangnya 1320 km dan yang dapat dilewati kapal 883 km. Yang membelah Jerman dibagi dalam 3 bagian, Oberrhein, Mittelrhein dan Niederrhein ...
Sungai Rhein, selain merupakan perairan transportasi terpenting di Jerman, juga menjadi salah satu sumber atraksi wisata. Karena keindahan pemandangan di sepanjang sungai. Nama Rhein sendiri berasal dari bahasa keltis yang artinya mengalir. Bermata air di Kanton Graubünden, Swiss. Bermuara di Laut Utara di Belanda.
Daerah aliran sungai antara Mainz dan Köln, melewati kota-kota kuno, perkebunan anggur, benteng-benteng masa silam, istana-istana petinggi jaman dulu. Tak heran jika daerah ini sejak tahun 2002 ditetapkan sebagai cagar budaya Unesco.
Sungai yang bersumber dari pegunungan Alpen dan mengalir melalui berbagai kota yang indah : Basel di Swiss, Strasbough di Perancis, dan terus menembus Jerman melalui kota-kota yang damai : Mainz, Koblenz, Bonn, Cologne, Duesseldorf juga kota-kota kecil lainnya itu ternyata menjadi gantungan harapan oleh manusia di sekitarnya yang begitu mencintainya..
Tugu perbatasan tiga Negara di Sungai Rhein
                    Jembatan Gembok Cinta                                     
Di atas sungai Rhein, berdiri kokoh jembatan berbentuk parabol. Namanya, Jembatan Hohenzollern alias Hohenzollenbruecke. Ini adalah jembatan kereta dari Stasiun Koeln Hauptbahnhof menuju ke berbagai kota. Di sampingnya ada jalur pedestrian yang cukup lebar untuk orang dan sepeda.  Melihatnya dari tepian Rhein ini, tidak cukup membuat orang-orang terkesima. Tapi teman, tahukah kalian cerita soal gembok cinta yang ‘menggelendoti’ tepian sepanjang jembatan tersebut?    
Di sepanjang pagar jembatan yang merentang 409 meter itu, barulah kita bisa melihat tradisi cinta unik orang Jerman, gembok cinta. Pagar anyaman kawat yang membatasi sisi pedestrian dengan jalur kereta api, penuh Jembatan ini adalah salah satu destinasi favorit pasangan yang sedang mabuk. Ribuan bahkan mungkin jutaan gembok bertuliskan nama pasangan dikaitkan erat di sini.  dengan aneka bentuk dan jenis gembok. Kebiasaan ini sudah berlangsung sejak tahun 2008. Setiap gembok digravir dengan nama pasangan yang sedang jatuh cinta, terkadang di tambah pula dengan tanggal hari jadi hubungan asmara mereka. Bedanya dengan tradisi gembok cinta di Seoul, Korsel adalah, pasangan di Cologne hanya menggunakan satu gembok saja yang ditulis dengan dua nama.

Minggu, 11 November 2012

THE RIGHT PARNER


2 Korintus 6 : 11-18
2 korintus 6 : 14a
            “ Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya”.

            Sobat muda ! Bolehkah orang percaya berpacaran dengan orang yang tidak seiman ? ini adalah pertanyaan yang seringkali ditanyakan oleh kaum muda Kristen. Apa kata firman Tuhan tentang hal ini ??
            Marilah kita perhatikan apa yang dikatakan oleh rasul paulus dalam ayat renungan kita. Ayat kunci dari pasal 6 ini adalah, pada ayat 1. Paulus menghimbau agar orang percaya tidak membuat sia-sia kasih karunia Allah yang telah diterima. Bagaimana caranya supaya kasih karunia Allah tidak sia-sia dalam kehidupan orang percaya ? jawabannya adalah “janganlah menjadi pasangan yang tidak seimbang”. Maksudnya agar orang percaya tidak dengan secara sukarela atau berhubungan intim dengan orang yang tidak percaya. Karena hubungan seperti itu dapat merusak hubungan orang-orang percaya dengan Kristus. Sebabnya adalah karena tidak ada persamaan antara kebenaran dan kedurhakaan, antara terang dan gelap tidak akan pernah bersatu, antara Kristus dan belial, dan antara bait Allah dan berhala.
            Memang hak tiap-tiap orang untuk memilih dengan siapa ia berpacaran, namun tetap pilihan itu harus didasari dengan firman Tuhan. Namun sayangnya seringkali ada begitu banyak orang percaya yang mencoba-coba membuat keputusan mereka bisa diterima dengan akal, misalnya mengatakan, “ia bukan orang Kristen tapi ia baik”, atau “ia bukan Kristen tapi ia begitu sopan dan diantara kami ada kesamaan, nantikan ia di ajak ke gereja”.
Sobat, semua alasan itu tidak bisa dijamin. Tetap saja ada perbedaan yang sangat jelas antara orang percaya dengan orang yang tidak percaya. Orang yang percaya dan orang yang tidak percaya, tidak mempunyai dasar untuk menjadi intim secara rohani.
Sobat, pikirkan masak-masak sebelum kamu mengambil keputusan berpacaran dengan orang yang tidak seiman. Lebih baik fokuslah pada studimu saat ini, sambil kamu terus berdoa dan meningkatkan kualitas kerohanianmu. Semakin kerohanianmu mantap, maka itu akan menjadi modal bagi kamu untuk membangun hubungan yang mantap dengan pasangan yang tepat dikemudian hari.

Amin…

Visiting Borobudur




 Last year, my family and i went to Borobudur. Do you know borobudur ?
Okay, i will tell you about borobudur. Borobudur is the bigest temple all over the world. It is located in Magelang, central of java. It was builded in 9th century by wangsa syailendra. They were buddhism. It was dedicated as World heritage by UNESCO. Borobudur became the most famous tourist destination in Indonesia.
I never went to Borobudur yet, so i thought it would be a good chance to learned the heritage of indonesian culture.
            We started from Jogja at 2 pm and we arrived in Borobudur at 3 pm. Firstly,to went into the temple area, we should walking from parking area about 200 meters. Then in front of the temple we must wore the batik cloth that called jarit in our waist before we climbed to the ladder of borobudur. When we was climbing the ladder, i felt tired. But it wasn’t matter for me. I was so excited when i saw the top of borobudur. It was amazing because it was a fist time to me, to visit the bigest temple all over the world. And i wanted to reach the top of borobudur. It was apity, that i couldn’t go to the top of borobudur, because it was cleaning from the dust of merapi. After we satisfied to looked around a view and took some pictures on orobudur, we went down from the temple.
            Finally, at 05.30 pm, my family and i came back home. Eventhough i felt dissapointed because i couldn’t reach the top of borobudur but i was so happy to visited borobudur. And i thought we must