Hai, selamat datang di blog ku ! Aku sangat senang menulis. Dan aku menulis segala sesuatu yang aku senangi. Inilah kisah hidup ku, pemikiran ku, mimpi ku dan ilmu yang ingin ku bagi .. Semoga bermanfaat bagi teman-teman semua dan dapat menambah pengetahuan, Happy Reading !
Tampilkan postingan dengan label Pengetahuan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengetahuan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 01 Mei 2013

Latihan Kepemimpinan ?? WOW !!


Mendengar kata “Latihan Kepemimpinan”,mungkin  bagi sebagian orang, yang muncul dipikiran mereka adalah kegiatan-kegiatan yang menakutkan dan penuh kedisiplinan. Tapi kayaknya gak begitu dengan pengurus baru Asrama Trenggono. LK Pengurus Baru Asrama Trenggono jadi waktu yang paling ditunggu-tunggu. Soalnya, menurut cerita pengurus lama yang udah pernah ikut, LK pengurus sangat seru !!
Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba. Selasa (14/11) siang, semua Pengurus Baru plus Ketua kedelapan belas Unit di Asrama Trenggono berangkat ke tempat LK di daerah Ngaglik, Yogyakarta.
Nyampe disana kami tau kalau yang jadi Pembimbing kami tuh dua orang Frater! What ? LK sama Frater ?  Sebagian besar langsung down pas tau hal itu. Semua pada mikir kalo kegiatannya bakal krik-krik, alias ngebosenin.
Dan kegiatannya pun dimulai. Awalnya itu kita dibagi jadi beberapa kelompok, Alpha, Bravo, Charli, Delta dan Echo. Namanya di ambil dari nama pasukan-pasukan rahasia yang di medan perang. Oh iya, nama kedua Frater tersebut adalah Fr.Yuda sabar dan Fr. Suby yang tegas.
Pas awal kegiatan kedua Frater Pembimbingnya berhasil membangun mood kami yang udah jelek. Setelah kami dibagi jadi beberapa kelompok, game pertama pun dimulai. Dan ada award bagi kelompok yang memenangi game ini, yaitu berhak mengambil makan malam pertama dan punishment bagi yang kalah, yaitu membereskan peralatan makanan saat kami selesai makan.
Gamenya adalah... Traffic Jam. Ada yang pernah memainkannya ?? permainan ini cukup mudah bagi yang udah tau, tapi menguras otak bagi yang belum. Dan tragisnya adalah, dari ke-46 anak yang ikut, tak seorang pun yang tau game ini. Maka jadilah setengah jam lebih hanya untuk merumuskannya. Padahal hanya untuk memindahkan 4 orang di sisi kanan ke sisi kiri dan sebaliknya tanpa adayang boleh mundur maupun meloncati 2 orang di depannya. Dan yang menjadi pemenangnya adalah kelompok Bravo. Kelompok Bravo pun dapat mengambil makanan pertama kali.
Setelah game selesai kamipun menuju ke tempat makan yang jaraknya sekitar 100meter dari aula tempat kegiatan kami. Dan malam itu hujan turun dengan deras, dan payung yang disediakan Cuma 5 buah. Setiap kelompok pun hanya dapat jatah satu buah payung, itu artinya harus ada yang berkorban untuk mengantar dan menjemput teman sekelompoknya dengan payung di tengah derasnya hujan yang turun. Beberapa teman kebasahan, karena payung yang tidak memadai dan juga hujan yang sangat lebat. Tetapi tidak seorang pun yang mengeluh akan hal tersebut, semuanya saling mengerti keadaan. Bahkan saat sudah tiba di tempat makan malam, kelompok Bravo tidak langsung mengambil makanan. Mereka masih menunggu anggota kelompok yang lain sehingga dapat makan bersama.
Setelah makan malam selesai, kami melanjutkan kegiatan dengan game-game dan juga Materi mengenai Kepemimpinan Kristiani. Kami di ajarkan mengenai Cinta kasih tanpa syarat dan bela rasa dalam melayanai serta Daya juang dan ketangguhan dalam menghadapi tantangan hidup khususnya sebagai pengurus asrama dan ketua unit yang memiliki tanggung jawab besar kepada warga asrama. Kami juga di di ajarkan  mengenai rela berkorban dan melayani sesama dengan tulus hati.
Malam itu di akhiri dengan Doa malam yang dikemas unik. Kami diajar berdoa dengan seluruh tubuh. Dimana doa tersebut di nyanyikan dan setiap kata-kata memiliki gerakannya.
Keesokan harinya, kami bangun pagi-pagi dan mengikuti senam pagi. Senam paginya cukup unik dan berhasil membangun semangat pagi kami. Kamipun  semangat mengikuti kegiatan hari itu.
Ada yang unik dengan makan pagi kali itu. Kami diberikan nasi, lauk dan sayuran dalam satu piring untuk berdelapan orang dan hanya di jatahi minum 4 gelas teh panas, 4 gelas air putih serta satu gayung air cuci tangan. Itu adalah cara makan paling menjijikan dan paling keren sepanjang abad yang pernah aku temui. Bayangkan saja tangan kami yang kotor dengan tanah dan hanya di cuci alakadarnya harus di gunakan untuk makan tanpa peralatan makan lainnya !
Hari itu di lanjutkan dengan berbagai kegiatan lainnya. Dan satu game terakhir yang juga cukup berkesan adalah mencari Slayer. Setiap kelompok harus mencari 5 buah slayer sesuai warna kelompoknya masing-masing dengan tangan yang diborgol dengan koran, dan korannya tidak boleh putus selama permainan berlangsung. Permainan ini cukup menantang karena kami harus bekerja sama mengambil slayer dengan  tangan yang terborgol satu sama lain. Banyak hal yang kami terima dari permainan ini, diantaranya kami dilaih untuk menjalin kerja  sama dan juga menjaga kekompakan tim.
Akhirnya kegiatan Latihan Kepemimpinan ini di akhiri dengan Misa bersama. Sungguh pengalaman yang tidak terlupakan buat kami. Kami semua, khususnya aku mendapat banyak pengalaman dan pelajaran berharga lewat LK ini. Belajar untuk kompak, menjalin kerja sama yang baik, rela berkorban, tidak egois, dan  melayani dengan hati yang tulus.
Aku masih inget banget tuh katanya Fr.Yuda yang katanya, Melayani si gampang ! tapi bangaimana dengan melayani orang yang tidak kita sukai ?
Semua pengalaman yang kami dapatkan selama LK menjadi pelajaran yang sangat berharga, juga menjadi bekal untuk dapat membangun kepengurusan yang baik di Asrama Trenggono yang multikultural, juga dasar yang baik bagi kami generasi muda yang akan menjadi pemimpin-pemimpin dimasa depan.

Weekend Analisis Sosial Asrama Trenggono Jadi Peternak Kambing ? Siapa takut !!!!


With money you can buy a book not knowledge..
Ya, dengan uang kita dapat membeli segala sesuatu yang kita butuhkan. Tapi ingat, uang bukanlah segalanya. Saat weekend asrama mengenai analisis sosial, aku belajar banyak hal yang tidak dapat ditemukan di dalam buku.

Akhirnya sabtu pun tiba, dan kami berangkat ke Jatiningsih desa tempat weekend kami dilaksanakan. Setelah sampai disana, kami langsung mengikuti sesi perkenalan dengan para Frater yang akan mendampingi kami. Aku lupa nama asli mereka siapa. Yang aku ingat, mereka selalu kami panggil dengan Fr.Hendra, Fr.Jet-Li dan Fr.Pak Sugeng, frater-frater ini berasal dari seminari Anging Mamiri. Ada sejarah dibalik penamaan itu, tetapi sepertinya tak perlu aku jelaskan disini. Kami juga berziarah ke gua maria dan mendapat materi mengenai Definisi Analisis Sosial.

Di malam hari pemahaman kami dan pandangan kami terhadap masyarakat sekitar serta kepedulian kami terhadap sesama di segarkan kembali di sesi kedua. Kami kembali melihat betapa bobroknya moral generasi muda jaman sekarang, betapa rusaknya lingkungan sekitar serta betapa memprihatinkan bangsa ini yang dijajah oleh investor dari luar. SDM yang melimpah tanpa kualitas di jadikan buruh yang dapat dibayar dengan upah rendah. Dan SDA yang tumpah ruah di keruk, dan di olah oleh perusahaan-perusahaan asing menjadi benda dengan merk bergengsi dengan label buatan negara mereka masing-masing.

Disisi lain, banyak orang-orang kecil yang berusaha menafkahi kehidupan mereka dengan berbagai cara, seperti bertani, berternak, membuka kios kecil-kecilan dan juga menenun. Sedangkan kami, yang pada umumnya terlahir ditengah keluarga yang berkecukupan tidak paham betul mengenai arti sebuah perjuangan dalam hidup.

Keesokan harinya, adalah waktu yang paling kami tunggu. Kami terjun langsung melihat kehidupan masyarakat di desa itu dan berusaha turut mengalami dan merasakan susahnya banting tulang demi sesuap nasi.

Aku sendiri terkejut, saat mengetahui bahwa aku dan kelompokku akan di tempatkan di keluarga yang hidup dari berternak kambing. Tertarik, takut, kaget, tapi senang mulai kami rasakan. Jujur, aku belum pernah sekalipun berada di dekat kambing. Sejauh ini, aku melihat kambing di pinggir jalan saat lewat dijalan tersebut. Sepengetahuan ku, kambing itu bau. Tapi aku coba untuk dapat menikmati kegiatan ini. Teman-teman yang lain, ada di tempatkan dikeluarga petani, pengrajin bambu, pengrajin tikar, penenun, pembuat benang, dll.

Kami pun menuju ke keluarga yang disana kami akan berdinamika. Setelah berkenalan dengan bapak dan ibu di keluarga tersebut, kami pun di ajak bapak ke kandang kambingnya dengan berjalan kaki. Jaraknya sekitar 300 meter dari rumah keluarga tersebut.
Dan akhirnya, aku bertemu dengan enam ekor kambing Kampung.

Ya ampuuuuun, bau nya gak nahan !!

 aku melihat raut wajah teman-teman ku yang lain. Mereka semua menahan bau sampai dahi mereka berkerut. Aku ingin tertawa, tapi pekerjaan menanti. Kami membantu bapak untuk membersihkan kandang kambing tersebut. Menyapu sisa-sisa makanan yang jatuh di bawah kandang yang telah bercampur dengan kotorannya yang sangat banyak. Dengan kotoran kambing itu ternyata dapat dijadikan pupuk kompos. Tidak lupa kami mencari dedaunan yang dapat dijadikan makanan kambing di kebun belakang kandang tersebut. Kami pun asyik mencampu-campur kotoran kambing dan mengisinya kedalam karung besar agar bapak dapat menjualnya nanti. Peluh pun berjatuhan dari dahi kami, tetapi kami lupa akan bau kambing-kambing tersebut. Aku pun bertanya kepada bapak, berapa harga pupuk ini sekarung, dan bapak menjawabnya,
“lima ribu rupiah perkarung nak..”
Aku terhenyak mendengar jawaban bapak. Lima ribu rupiah sekarung ? kami berlima mengisinya sampai keringatan begini apalagi kalau bapak sendiri yang melakukannya. Dan sekarung hanya di hargai lima ribu rupian ???

“segitu aja udah bersyukur banget nak..”

kata bapaknya lagi. Ya Tuhan, aku malu. Kadang aku lupa bersyukur, untuk berkat Tuhan yang melimpah. Aku tak perlu bekerja seperti ini, semua sudah disediakan orang tuaku.

Lain cerita kelompokku lain pula cerita dari kelompok lain. Ada yang ditempatkan dikios yang menjual benda-benda rohani. Ibu pemilik kios tersebut bercerita kalo dia membuka kios tersebut udah hampir sepuluh tahun. Dan penghasilannya bergantung pada banyaknya peziarah di gua Maria Jatiningsih. Pernah dalam sehari ia hanya mendapatkan 2000 rupiah bahkan pernah tak satupun dagangannya yang laku.

Begitu pula dengan teman-teman yang ditempatkan di tempat pengrajin bambu dan pengrajin tikar. Mereka merasa prihatin karena hasil dari pengrajin bambu tersebut hanya dihargai 20.000 rupiah per kodi. Dan satu tikar harganya tak sampai 10000 rupiah. Padahal untuk membuat itu semua dibutuhkan waktu yang lama dan kesabaran yang tinggi.

Lewat weekend ansos kali ini, banyak nilai-nilai kehidupan yang kami dapatkan. Kami di ajarkan bagaimana kerja keras, berusaha, pantang menyerah dan berani menghadapi tantangan. Lewat weekend ansos ini juga kami belajar untuk selalu bersyukur atas semua berkat Tuhan dan menghargai setiap kehidupan.

With money you can buy a doctor not good health...
With money you can buy a position not respect...
With money you can buy blood not life...

Selasa, 30 April 2013

Praktek Kerja Lapangan kelas XI IPA SMA Stella Duce 2 Yogyakarta


Pada pertengahan maret lalu, kelas XI IPA SMA Stella Duce 2 Yogyakarta mengadakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Samigaluh, kabupaten kulonprogo, Yogyakarta.
Praktek kerja lapangan adalah suatu bentuk perhubungan antara program pembelajaran disekolah dengan program pencapaian keahlian maupun keterampilan yang dihasilkan oleh adanya kegiatan langsung yang nyata.
Praktek kerja lapangan ini juga merupakan program dari SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Dengan adanya program PKL tersebut, siswi dapat benar-benar menguasai materi yang sebelumnya telah dipelajarinya disekolah.
Prekatek kerja lapangan ini ditujukan kepada siswi-siswi kelas XI, dalam hal ini siswi-siswi kelas XI IPA SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. PKL ini dilaksanakan di desa Ngalian, gunung A, dusun Ngargosari, kecamatan samigaluh, kabupaten Kulon progo, provinsi DI Yogyakarta. Tepatnya diperkebunan milik keluarga Bapak Sudono.
Mengapa lokasi tersebut dipilih, karena di tempat tersebut telah tersedia alat-alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mendukung jalannya PKL tersebut. Sehingga karena sebagian besar alat dan bahan telah tersedia, pelaksanaan PKL tersebut dapat berjalan dengan lancar.

Tujuan dilaksanakan PKL ini mencakup banyak hal, khususnya dalam ketiga jenis bidang studi Fisika, Kimia dan Biologi. Diantaranya :
-         Siswi diharapkan dapat merakit serta menggunakan Venturimeter untuk mrngukur kecepatan arus air dan Manometer  untuk mengukur kecepatan angin.
-         Siswi diharapkan dapat mengitung gaya grafitasi ditempat pelaksanaan PKL.
-         Siswi dapat membandingkan kemampuan kapilaritas lapisan-lapisan tanah.Pada sesi pertama yang kami lakukan adalah  mengukur kecepatan arus dengan menggunakan venturimeter(alat untuk mengukur kelajuan fluida) air di tiga tempat berbeda ,lalu kita mengambil 2 data disetiap tempatnya , data pertama diambil dibagian arus yang pelan dan dalam ,lalu data 2  di arus yang deras dan dangkal data yang ke 3 di arus yang pelan dan dangkal .

                Lalu kami menghitung gravitasi di 3 tempat yang berbeda pula data pertama kami ambil di bawah pohon dekat sungai.Data kedua kami ambil di bawah pohon di samping rumah.Dan data ketiga kami ambil di bawah pohon di depan rumah.
                Lalu kami mengukur kecepatan angin dengan menggunakan manometer ,dan selangnya kami isi air yang di campur dengan pewarna makanan,yang kami letakan di atas bambu dan bambu tersebut di tancapkan di atas tanah,alat ini harus di letakan sesuai dengan arah angin,untuk mengetahui arah angin kami mengikat plastik dengan tali dan membiarkan nya.Percobaan ini di lakukan setiap satu setengah jam.

                Setelah itu kami makn siang kemudian kami mengambil LKS kimia dan melaksanakan kegitan kimia yaitu mengukur PH tanah , Suhu udara dan tanah di tempat yang berbedea sebnyak 3 kali sistim kerjamengukur suhu tanah atau kelembapan tanah yaitu pada tanah di beri air dan ditancapkan termometer di tunggu 5 menit kemudian kita membaca suhu yang tertera pada termometer hal tersebut digunakan sebanyak 3 kali percobaan yang di tempat berbeda.
                Kemudian menukur PH air tanah,kran, dan aqua. Kemudian mengetahui stuktur tanah dengan mengukur kesuburan tanah , menggunakan kertas PH , PH yang didapat 6 tanah disekitar sini sudah mendekati netral dan sangat bagus.kemudian mengambil satu jenis tanah kemudia dibakar menggunakan spirtus lalu di tetesi HCl, reaksi yang terjadi bergelembung dan tanah tersebut mengandug kalsium






Rabu, 13 Februari 2013

Contoh Menganalisis Artikel


Judul Artikel  : KADO PAHIT DI HARI LEBARAN oleh : Dr Hempri Suyatna (dosen FISIPOL UGM)
Tema            : Perekonomian
Topik           : Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) di nilai merugikan
Ide Pokok      :
Ø Paragraf 1       : Pemerintah merencanakan kebijakan untuk menaikan tarif dasar listrik sebesar 3%-4% setiap tiga bulan mulai 1 januari 2013.
Ø Paragraf 2       : Di lihat dari segi ekonomi, rencana kebijakan TDL memanglah sangat rasional. Tetapi di lihat dari segi keadilan sosial kebijakan tersebut sangatlah tidak menguntungkan bagi sebagian besar rakyat kecil di Indonesia.
Ø Paragraf 3       : Rencana kenaikan harga TDL disaat kondisi perekonomian rakyat yang tidak menentu menjadi sebuah ironi. Selama ini, masyarakat kecil khusunya para pelaku Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM) harus selalu menanggung beban dari kebijakan yang di klaim sebagai kebijakan yang rasional menurut hukum ekonomi.
Ø Paragraf 4     : Rencana kebijakan TDL ini selayaknya tidak diterapkan pemerintah.
Ø Paragraf 5       : Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perbaikan atas mekanisme dan proses subsidi tersebut sehingga benar-benar tepat sasaran kepada masyarakat yang memerlukan. Solusi lainnya adalah dengan penghematan energi listrik dan pengembangan energi alternatif.

Ringkasan      :           Disaat sebagian besar masyarakat indonesia masih merayakan hari raya lebaran, tetapi pemerintah malah memberikan “kado pahit” bagi rakyat berupa kenaikan tarif  dasar listrik sebesar 3%-4% setiap tiga bulan, mulai 1 januari 2013. Pendapatan yang diterima tersebut akan dialokasikan untuk belanja infrastruktur.
            Menurut pemerintah, selama ini subsidi listrik yang seharusnya untuk masyarakat miskin justru lebih banyak di nikmati masyarakat mampu secara ekonomi. Dilihat dari segi ekonomi, kebijakan tersebut memang cukup rasional. Sedangkan dilihat dari segi keadilan sosial, kebijakan tersebut malah tidak menguntungkan rakyat kecil.
            Rencana kenaikan harga TDL di saat kondisi perekonomian seperti ini justru menjadi sebuah ironi. Masyarakat kecil selalu menanggung beban dari kebijakan yang diklaim sebagai kebijakan rasional menurut hukum ekonomi. Salah satu contohnya adalah  kebijakan pembatasan BBM bersubsidi yang dikenakan kepada mobil-mobil pemerintah diperkirakan juga akan berdampak secara tidak langsung kepada masyarakat kecil.
            Rencana kebijakan TDL selayaknya tidak di terapkan oleh pemerintah. Alasan bahwa TDL di indonesia terbilang rendah dibandingkan dengan malaysia, Singapura tidak dapat dijadikan standar ukuran karena kondisi di indonesia tidak dapat disamakan dengan negara-negara tersebut.
            Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perbaikan atas mekanisme dan proses tersebut agar tepat sasaran kepada masyarakat yang memerlukan. Selain itukebijakan penghematan listrik harus dijadikan sebagai gerakan nasional, serta pengembangan energi alternatif seperti PLTA dan pemanfaatan energi surya. Solusi ini diharapkan mampu menjadi alternatif dalam menyelesaikan persoalan kenaikan TDL yang berimbas negatif pada usaha ekonomi rakyat.
OLEH :
Heppy Chintya Padaga (15)
Kelas XI IPA
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta